Wednesday, February 15, 2006

Ia Bernama Ketulusan

Ini mungkin tak berarti apa-apa bagimu ketika mencoba mengetuk pintu kalbumu
Dan mencari secercah kelembutan perempuan yang meneduhkan
Bagiku semuanya selalu baru dan penuh kejutan ketika harus hadir dalam naungan lembut tatapmu
Sepertinya aku harus menyiram rerumputan dan bunga yang telah sekian lama layu di taman kehidupan
Esok rumput dan bunga itu bisa dibilang cikal bakal taman,
Semoga cukup kiranya sekuntum bunga putih ini mewakili cikal bakal taman kehidupan yang sedang kubangun untuk menyampaikan pesan bahwa telah kubunuh keakuanku untuk menghadirkan kepakan sayap-sayap kebaikanmu yang kuserahkan padamu untuk menamainya.
Dan nanti jika tiba saatnya, ketika Tuhan dan dirimu mengizinkan, akan kupersembahkan taman kehidupan bermandikan salju putih diujung rerumputan dan kelopak bunga kehadapanmu. Terserah dirimulah menamainya apa. Tapi aku menyebutnya ketulusan.

Bandung, 2 Oktober 2005
00.53 WIB

No comments: